Jenis-Jenis Pondasi yang Banyak Digunakan pada Bangunan di Indonesia
Jenis-Jenis Pondasi yang Banyak Digunakan pada Bangunan di Indonesia
![]() |
Jenis-Jenis Pondasi yang Banyak Digunakan pada Bangunan di Indonesia |
Pondasi itu, kayak yang udah pernah kita bahas, adalah kaki bangunan. Fungsinya vital banget biar gedungmu berdiri kokoh dan nggak ambruk. Nah, di Indonesia ini, ada beberapa jenis pondasi yang sering banget dipake, tergantung kondisi tanah, beban bangunan, dan juga budget. Yuk, aku kenalin satu per satu biar kamu makin pinter!
1. Pondasi Tapak (Pondasi Cakar Ayam)
![]() |
Jenis-Jenis Pondasi yang Banyak Digunakan pada Bangunan di Indonesia |
Ini nih jenis pondasi yang paling sering kamu liat di bangunan rumah tinggal atau ruko-ruko kecil. Bentuknya kayak telapak kaki atau kotak di bawah kolom struktur. Kenapa disebut cakar ayam? Karena di bawahnya kadang ada tulangan besi yang nyolok-nyolok keluar, mirip cakar ayam gitu!
Kapan dipake?
Bangunan nggak terlalu tinggi (1-3 lantai).
Tanah di bawahnya lumayan keras dan daya dukungnya bagus (misalnya tanah liat padat atau pasir padat).
Kelebihan:
Gampang dibikin, nggak terlalu ribet.
Biayanya relatif murah.
Bisa nahan beban terpusat dari kolom dengan baik.
Kekurangan:
Nggak cocok buat tanah yang lembek atau daya dukungnya rendah banget.
Kalo tanahnya nggak rata, pengerjaannya bisa lebih susah.
2. Pondasi Batu Kali (Pondasi Menerus)
Pondasi ini udah jadi legend di Indonesia! Kamu pasti sering liat pondasi yang terbuat dari susunan batu kali yang diikat pake adukan semen dan pasir. Bentuknya memanjang, biasanya di bawah dinding bangunan. Makanya kadang disebut juga pondasi menerus.
Kapan dipake?
Bangunan sederhana, kayak rumah 1 lantai atau pagar.
Tanahnya stabil dan daya dukungnya cukup baik.
Cocok buat area yang mudah dapet pasokan batu kali.
Kelebihan:
Bahannya gampang dicari dan harganya murah.
Cara pengerjaannya nggak terlalu rumit.
Kuat menahan beban dinding yang merata.
Kekurangan:
Nggak cocok buat bangunan bertingkat atau yang bebannya berat.
Kurang fleksibel kalo ada pergerakan tanah.
Kalo pengerjaannya nggak rapi, bisa retak.
3. Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation)
Nah, kalo yang ini, pondasi buat bangunan-bangunan gede dan tinggi, kayak gedung pencakar langit, jembatan, atau mal. Bentuknya tiang-tiang panjang yang ditusuk atau dipancang ke dalam tanah sampe ketemu lapisan tanah keras. Tiang ini bisa dari beton, baja, atau kayu.
Kapan dipake?
Bangunan dengan beban sangat berat atau tinggi.
Kondisi tanah di permukaan lembek atau nggak stabil, jadi harus dicari lapisan tanah keras di kedalaman yang jauh.
Tanah gambut atau berlumpur.
Kelebihan:
Mampu menahan beban sangat besar.
Cocok buat tanah yang jelek di permukaan.
Sangat stabil dan minim risiko penurunan.
Kekurangan:
Biayanya mahal banget, karena butuh alat berat khusus (pile driver).
Proses pengerjaannya butuh waktu dan keahlian khusus.
Bisa menimbulkan getaran dan suara bising saat pemasangan.
4. Pondasi Bor Pile (Bored Pile Foundation)
![]() |
Jenis-Jenis Pondasi yang Banyak Digunakan pada Bangunan di Indonesia |
Mirip sama tiang pancang, tapi bedanya tiang bor pile ini dibuat dengan cara ngebor tanah dulu, baru kemudian tulangan besi dimasukkan dan dicor beton di dalamnya. Jadi, nggak dipancang atau ditusuk, tapi dicetak di tempat.
Kapan dipake?
Mirip tiang pancang, yaitu untuk bangunan berat di tanah yang jelek.
Area yang padat penduduk atau dekat bangunan lain, karena getaran saat pengerjaan lebih minim dibanding tiang pancang.
Saat kedalaman tanah keras bervariasi.
Kelebihan:
Minim getaran dan suara bising, jadi cocok di perkotaan.
Bisa dibuat dengan diameter dan kedalaman yang bervariasi sesuai kebutuhan.
Kualitas kontrolnya lebih gampang karena dicor di tempat.
Kekurangan:
Biayanya lumayan mahal.
Proses pengerjaannya butuh waktu lebih lama dibanding tiang pancang.
Butuh alat bor khusus dan tenaga ahli.
5. Pondasi Plat Beton (Raft Foundation/Mat Foundation)
Pondasi ini bentuknya kayak alas raksasa dari beton bertulang yang menyelimuti seluruh area di bawah bangunan. Jadi, seluruh beban bangunan didistribusikan secara merata ke seluruh luasan pondasi ini. Kayak bangunan itu ngambang di atas "matras" beton.
Kapan dipake?
Tanah di bawahnya sangat lembek dan daya dukungnya rendah di seluruh area.
Beban bangunan sangat berat dan tersebar merata.
Ada potensi penurunan tanah yang nggak merata (differential settlement).
Kelebihan:
Menyebarkan beban secara merata, jadi aman buat tanah lembek.
Mengurangi risiko penurunan bangunan yang nggak seragam.
Bisa sekaligus jadi lantai dasar bangunan.
Kekurangan:
Biayanya mahal karena butuh volume beton dan tulangan yang banyak.
Pengerjaannya cukup rumit dan butuh waktu.
Nggak cocok buat bangunan yang bebannya terpusat di beberapa titik aja.
Jadi, pemilihan jenis pondasi itu bukan cuma asal-asalan, ya. Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan matang-matang, mulai dari kondisi tanah, beban bangunan, sampai budget yang tersedia. Kalo kamu punya rencana bangun rumah atau gedung, jangan ragu buat konsultasi sama ahlinya biar nggak salah pilih pondasi.
AGM Contractor adalah kontraktor terpercaya yang menangani berbagai pekerjaan bangunan, termasuk manajemen proyek umum, struktur, sipil, MEP (mekanikal, elektrikal, dan plumbing), finishing, interior, lanskap, atap, demolisi, dan sistem keamanan. Kami memastikan setiap proyek berjalan lancar, sesuai anggaran, dan tepat waktu dengan kualitas terbaik. | Email at adlygrantmandiri@gmail.com | Phone/WA at 0812-1716-2328